Note:

Sudut Pandang Tentang Perkotaan, Perdesaan, Kewilayahan, dan Segala Dinamika Keruangan yang ada di antaranya.

Peduli

(Disclaimer: Bukan Ahli, Hanya Mencoba Untuk Lebih Peduli)

Mengenai Saya

Foto saya
Father of Two Beloved Son|| Bureaucrat|| Urban and Regional Planner (Master Candidate)|| Content Writer|| Content Creator|| Reading Holic|| Obsesive, Visioner, and Melankolis Man||

River-Front City, Menghidupkan Potensi Sungai untuk Kota yang Lebih Menawan

By | Leave a Comment



Pengantar

Riverfront city, atau kota di pinggir sungai, merupakan sebuah konsep perencanaan kota yang mengarah pada pemanfaatan potensi luar biasa yang dimiliki oleh aliran sungai untuk membangun kawasan kota yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menarik bagi penduduk maupun para pengunjung. Banyak sekali potensi terpendam yang dimiliki oleh sungai. Aliran sungainya sendiri dapat dimanfaatkan sebagai “sirkuit” bagi moda transportasi air yang sangat berkelanjutan, bisa menjadi sarana atraksi dan rekreasi. Sementara tepi sungainya memiliki daya tarik unik yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan ruang terbuka publik, membangun fasilitas rekreasi, wadah ekpresi diri, dan masih banyak lagi. Bayangkan, saat ini kita selalu mencari-cari sarana atraksi seperti “arum-jeram” di berbagai kota yang sudah terkenal, namun kita lupa akan kondisi sungai-sungai di daerah sendiri. Betapa berpotensinya ketika sungai kita direvitalisasi.



Tepi sungai sebenarnya merupakan aset berharga yang sering kali terabaikan dalam perencanaan kota. Padahal sungai dapat menjadi pusat kehidupan urban, menghubungkan berbagai area dalam kota, dan menawarkan suasana yang unik. Ruang terbuka di tepi sungai memberikan kesempatan bagi penduduk untuk bersantai, berolahraga, berinteraksi, dan merasakan suasana alami tanpa harus meninggalkan kota. Betapa indahnya suasana kota yang di dalamnya mengalir sungai-sungai bersih nan asri, kemudian sungai-sungai itu menjadi prioritas dalam penggunaannya dalam hampir setiap denyut aktivitas penduduk, tidak hanya menjadi “bagian belakang” rumah yang terabaikan


Beragam Manfaat Penerapan Konsep River-Front City

Salah satu manfaat utama yang bisa dirasakan dalam mengembangkan riverfront city adalah dari sisi lingkungannya. Konsep ini mengamanatkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas ekosistem sungai. Langkah-langkah yang biasanya mengiringinya antara lain berupa penanaman vegetasi alami, pembuatan jalur hijau, dan pelestarian habitat satwa liar. Itu semua menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekologis. Selain itu, program-program di permukiman juga mau-tidak mau juga harus diintegrasikan dengan sungai, seperti program pengelolaan air dan sanitasi. Tidak mungkin kita mengadakan program sanitasi, namun pipa pembuangannya masih dialirkan ke sungai, kan? Pipanya tetap harus bermuara pada tangki septik yang sehat dan bersertifikasi. Begitu pula dengan program air bersih. Tidak mungkin kita membiarkan masyarakat masih menggunakan air sungai untuk mencuci, mandi, dan minum. Sumber air murni dari pegunungan harus dialirkan ke rumah-rumah penduduk dengan lancar dan higenis.


Konsep Riverfront city dapat mengaktifkan penggunaan transportasi air, yang tidak hanya dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara, tetapi juga memberikan pengalaman unik dalam berpergian di dalam kota. Pemerintah daerah setempat perlu merencanakan pelabuhan penumpang dan pengembangan jalur air yang efisien, sehingga tercipta integrasi moda angkutan sungai dari hulu ke hilir. Selain itu, jalur menepi ke bibir sungai juga harus dipastikan banyak tersedia, sehingga penduduk dapat dengan mudah menikmati fasilitas dan ruang terbuka yang disediakan di tepi sungai.


Perencanaan
riverfront city juga mempengaruhi arsitektur dan sebuah kota. Bangunan dan fasilitas perlu dirancang dengan berkelanjutan, menggunakan teknologi ramah lingkungan dan material yang hemat energi. Selain itu, riverfront city memiliki potensi untuk menciptakan identitas kota yang kuat. Sungai yang indah dan rapi menampakkan arsitektur yang unik dan penggunaan ruang publik yang inovatif, sehingga dapat mencerminkan budaya dan sejarah kota, menarik wisatawan, serta meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat.


Rambu Perencanaan Berkelanjutan dan Partisipasi Masyarakat


Menerapkan konsep Riverfront City pada kota-kota di Indonesia memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam perencanaan perkotaan, lingkungan hidup, serta kualitas hidup masyarakat. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan cermat ketika mengadopsi konsep ini ke dalam konteks Indonesia. Sebab kita di Indonesia memiliki karakter khas, baik perkotaannya maupun masyarakat yang berinteraksi di dalamnya.


     1. Keanekaragaman Budaya dan Karakter Kota

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan karakter kota yang khas. Saat menerapkan konsep Riverfront City, penting untuk mempertimbangkan identitas budaya, sejarah, dan ciri khas setiap kota dalam kontek lokalitas. Pengembangan yang menghormati dan memadukan elemen-elemen budaya setempat akan menciptakan ruang yang lebih autentik dan terkoneksi dengan masyarakat. Sehingga setiap daerah memiliki sesuatu yang memorable bagi pengunjung, serta makin dicintai dan dijaga oleh masyarakat setempat.


2. Masalah Lingkungan dan Konservasi

Beberapa kota di Indonesia menghadapi masalah lingkungan yang serius, seperti pencemaran sungai, kekeringan, bahkan banjir. Ketersediaan air menjadi kata kunci dalam keberlanjutan sebuah kota. Konsep Riverfront City harus menyertakan solusi yang mendukung konservasi alam dan menjaga kualitas air. Sehingga ketika kekeringan masyarakat tetap memiliki cadangan sumber air, sementara ketika air hujan berlebih pun tidak menyebabkan permasalahan banjir. Pengelolaan air yang bijaksana dan perawatan ekosistem sungai pasti menjadi elemen penting dalam implementasi konsep ini.


3. Partisipasi Masyarakat

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengembangan riverfront city tidak boleh diabaikan. Melibatkan penduduk sejak awal dapat menghasilkan solusi yang lebih baik, mengatasi masalah yang ada, dan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi komunitas. Partisipasi masyarakat adalah kunci dalam pengembangan Riverfront City yang sukses di Indonesia. Melibatkan penduduk sejak awal perencanaan akan membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan lokal, serta mengurangi potensi konflik atau penolakan terhadap proyek. Masyarakat tradisional yang telah berpuluh-puluh tahun hidup di sekitar bantaran sungai umumnya memiliki imunitas yang tinggi terhadap rencana revolusioner untuk mengelola pesisis sungai. Pemerintah harus memastikan bahwa penduduk memiliki suara dalam pengambilan keputusan dan memahami manfaat yang akan diperoleh, sehingga masyarakat semakin merasa memiliki, bukan malah skeptis dan membenci pembangunan.


Riverfront City tidak hanya menciptakan ruang publik yang indah sebagai wadahh interaksi masyarakat, tetapi juga berpotensi untuk meningkatkan ekonomi lokal dan memberikan dampak sosial yang positif. Pengembangan ussaha komersial dan peningkatan sektor pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi kota serta memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk.


4. Pengembangan Infrastruktur dan Aksesibilitas

Indonesia memiliki tantangan dalam infrastruktur dan aksesibilitas, sebab negara kepulauan dengan pulau yang sangat banyak. Konsep Riverfront City harus mencakup rencana untuk infrastruktur transportasi yang mendukung, seperti jalur pejalan kaki, sepeda, dan transportasi air. Percuma jika jalur transportasi sungai dan infrastruktur sudah dibangun, namun tidak digunakan, hanya karena pembangunan dilakukan secara parsial. Pengembangan Riverfront City ini harus mengintegrasikan kebutuhan penduduk dan dapat melayani seluruh lapisan masyarakat dengan inklusif.


Keberhasilan Detroit Sebagai River-Front City

Selama beberapa dekade, tepi sungai Detroit ditandai dengan kumpulan bangunan-bangunan industri yang sudah tidak terawat, area parkir, dan akses publik yang terbatas. Pada tahun 2003, kolaborasi antara Kresge Foundation, Kota Detroit, dan General Motors menyebabkan pembentukan DRFC dengan tujuan menciptakan jalur pejalan kaki yang ramah bagi pejalan kaki di tepi sungai. Melalui investasi $25 juta dari General Motors dan hibah $50 juta yang luar biasa dari Kresge Foundation, DRFC berhasil mengubah lima setengah mil tepi sungai menjadi ruang yang dipenuhi dengan taman, lapangan, dan area hijau yang ramah bagi pejalan kaki.


Keberhasilan DRFC adalah bukti dari kekuatan kolaborasi lintas sektor dan upaya sustainability dana jangka panjang. Lebih dari $1 miliar dana yang berhasil dihimpun pada tahun 2013, dan lebih dari $200 juta yang diinvestasikan untuk memulihkan Tepi Sungai Detroit pada tahun 2023. Prestasi yang sungguh mengesankan. Komitmen dari organisasi filantropi, sponsor perusahaan, dan entitas publik memainkan peran penting dalam mewujudkan visi menjadi kenyataan. Keberhasilan DRFC didukung oleh komitmen untuk berkolaborasi lintas sektor. Sebuah visi bersama dan perjanjian membentuk dasar bagi para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengubah tepi sungai.


Kesuksesan pemulihan tepi sungai Detroit sulit dibayangkan tanpa investasi besar awal dari General Motors dan Kresge Foundation. Investasi tersebut menunjukkan komitmen yang menarik investor lain. Investasi besar serupa diperlukan untuk mengubah Taman Sungai Guadalupe. Investasi bertahap mungkin tidak cukup untuk membawa perbaikan signifikan pada taman sebesar dan sesulit Taman Sungai Guadalupe. Prioritas dari kelompok pemangku kepentingan yang diusulkan seharusnya adalah mendapatkan satu atau lebih investasi dalam jumlah jutaan dolar.


Membentuk kelompok pemangku kepentingan yang luas untuk Taman Sungai Guadalupe dapat memungkinkan taman tersebut melayani semua pengguna dengan efektif dan inklusif, mengatasi masalah yang sudah lama ada, seperti masalah gelandangan, dengan mengembangkan strategi komprehensif yang bermanfaat bagi taman dan pengguna-penggunanya.


Kongklusi

Kawasan tepi sungai di perkotaan memiliki potensi menjadi ruang yang hidup dan dinamis, menghubungkan komunitas sambil menawarkan peluang rekreasi dan budaya. Conservancy Riverfront Detroit (DRFC) telah membuktikan bahwa transformasi semacam ini mungkin saja terjadi, mengubah tepi sungai yang dulunya industri dan sulit diakses menjadi ruang publik yang berkembang pesat. Menerapkan konsep Riverfront City di kota-kota di Indonesia merupakan langkah yang berpotensi membawa transformasi positif. Dengan perencanaan yang hati-hati, pengintegrasian budaya lokal, partisipasi masyarakat, dan fokus pada keberlanjutan, kota-kota Indonesia dapat mengembangkan tepi sungai menjadi ruang yang indah, bermanfaat, dan terhubung dengan kebutuhan masyarakat. Dengan menggabungkan ciri khas Indonesia dengan prinsip-prinsip konsep Riverfront City, kita dapat menciptakan kota-kota yang lebih berkelanjutan, nyaman, dan menarik.
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 Komentar: